Kamis, 05 November 2009

Nutrisi: Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

BAB  I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Nutrisi adalah zat kimia organik atau anorganik yang ditemukan dalam makanan untuk fungsi tubuh yang sebaik-baiknya. Makanan itu sendiri mempunyai manfaat yaitu untuk memelihara proses tubuh dalm pertumbuhan dan perkembangan, memelihara energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari.  
Selain nutrisi yang akan kita bahas adalah mengenai keseimbangan cairan tubuh bagi manusia. Cairan merupakan subtansi penting bagi tubuh. Oleh karena itu, cairan selalu dipertahankan dalam keseimbangan tubuh. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Hampir 90% dari berat badan tubuh manusia merupakan cairan.
Dengan demikian latar belakang masalah pembuatan makalah ini yaitu merupakan salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktek Klinik yang diberikan Dosen mata kuliah tersebut. Supaya mahasiswa lebih memahami teori dari Nutrisi dan Cairan Tubuh Manusia, selain itu yang paling penting mahasiswa di harapkan dapat merealisasikannya dengan baik dan tepat.


2.      Tujuan
a.       Memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktek Klinik
b.      Membentuk sikap tanggung jawab dari setiap mahasiswa untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
c.       Untuk mempelajari Nutrisi dan Cairan Tubuh Manusia
BAB II
ISI
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

KEBUTUHAN NUTRISI
System yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus  halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas.  
SALURAN PENCERNAAN
1.      Mulut
2.      Faring dan esophagus
3.      Lambung
4.      Usus halus
5.      Usus besar
ORGAN ASESORIS
1.      Hati
2.      Kantong empedu
3.      Pancreas
NUTRISI
·         Intake nutrisi yang adequate bila nutrisi berisi esensial nutrient yang sesuai.
·         Nutrient essensial :
1.      Karbohidrat
2.      Lemak
3.      Protein
4.      Air
5.      Vitamin dan mineral

1.      Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi berbentuk amilum. Di mulut , amilum diubah menjadi maltosa oleh enzim ptyalin yang ada dalam air ludah. Zat tersebut kemudian diteruskan ke lambung. Dari lambung hidrat arang dikitim terus ke usus dua belas jari dan sisa amilum yang belum diubah menjadi maltosa oleh amylase pancreas ini diubah seluruhnya menjadi maltosa. usus halus mengeluarkan getah usus halus yang mengandung musin dan enzim-enzim, seperti enzim maltose, enzim sukrase, serta enzim lactase. Enzim maltase yang bertugas mengubah maltosa menjadi dua molekul glukosa. Enzim sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Enzim lactase bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi atau dimakan di temukan dalam tiga bentuk, yautu polisakarida, dan monosakarida. Disakarida dan monosakarida mempunyai sifat larut dalam air, sehingga dapat diserap melewati dinding usus atau mukosa usus mengikuti hukum difusi osmosis yang tidak memerlukan tenaga dan langsung memasuki pembuluh darah.
Fungsi karbohidrat :
·         Sumber energy utama bagi sel
·         Sebagai cadangan energy dalam bentuk glikogen
·         Sebagai bahan pembentuk srtuktur sel : glikoprotein dan mukopolisakarida
·         Pembentuk zat lain: laktosa

2.      Lemak
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian klecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali lemak menjadi seperti aslinya terjadi di dalam saluran gatah bening.
Penyerapan lemak dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Gliserol diserap secara pasif, sedangkan asam lemak yang teremulsi ini mampu diserap melewati dinding usus halus. Tidak semua lemak dapat diserap. Oleh karena itu dapat dikatakan penyerapan lemak dilakukan dengan cara aktif selektif.
Fungsi lemak:
·         Sumber cadangan energi
·         Komponen membran sel
·         Insulator suhu
·         Pelarut vitamin
·         Bahan dasar hormone
·         Pembentuk surfactant
·         Menekan sekresi HCL pada lambung

3.      Protein
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease terdapat dalam lambung. Enzim protease yaitu berupa pepsin yang mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Selanjutnya, diubah menjadi asam amino dan diserap oleh dinding usus.
Dalam usus dua belas jari terdapat enzim tripsin yang berasal dari pancreas yang berfungsi mengubah sisa protein yang belum sempurna untukl diubah menjadi albumminosa dan pepton.
Fungsi protein:
·         Mempertahankan goodhealt vitalitas
·         Untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh
·         Pembentukkan hormone, enzim, antibody, dan zat anti pembekuan
·         Pembentukan susu saat laktasi

4.      Mineral
Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transport aktif. Mekanisme transport aktif terjadi jika kebutuhan tubuh meningkat atau diet yang rendah kadar mineralnya. Mekanisme transport aktif ini diatur oleh hormon.
Jenis Mineral, Sumber, dan Fungsi
Jenis
Mineral
Sumber
Fungsi
Kalsium

               


Fosfor



Yodium



Besi


Magnesium




Zinc


Susu




Telur, daging, dan susu



Garam beryodium
dan makanan laut


Hati, telur, daging


Biji-bijian,susu, dan daging




Makanan laut dan hati
Pembentukan gigi dan
tulang,aktivitas neuromuscular,koagulasi
(penggumpalan darah)

Sebagai
penyangga pembentukan gusi dan tulang

Pengaturan
metabolisme tubuh,
memperlancar pertumbuhan,

Komponen hemoglobin,
membantu oksidasi dalam sel.

Membantu kegiatan
Neuromuscular, pengaktifan  enzim serta pembentukan gigi
 dan tulang

Sebagai bahan pembentuk
enzim dan insulin


5.      Vitamin
proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi sederhana. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh system transport aktif yang membawa lemak keseluruh tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transport aktif.


Jenis Vitamin, Sumber, dan Fungsi
Jenis Vitamin
Sumber
Fungsi
Vitamin A (retinol)






Vitamin B1 (tiamin) larut dalam air




Vitamin B2 (riboflavin) larut dalam air




Vitamin B3 (niasin)




Vitamin B6 (piridoksin)





Vitamin B12 ( sianikobalamin)



Vitamin C (asam askorbat)








Vitamin D (kalsicerol)




Vitamin E (alfa tokoperol)



Vitamin (biotin)



Vitamin K (koinon)
Lemak hewani, mentega,
keju, kuning telur, susu lengkap, mineral hati ikan, dedaunan hijau, buah yang kuning, dan sayuran


Ikan, daging ayam tak berlemak, kacang-kacangan, serta susu



Telur, sayuran daun hijau, daging tak berlemak, susu, dan bijian lengkap



Daging tak berlemak, hati, ikan, kacang-kacangan, bijian lengkap, dan hati


Biji-bijian, sayuran, daging, pisang




Hati dan ginjal, susu, daging tak berlemak, susu, ikan, dan kerang laut


Buah, jus jeruk, tomat, buah beri, kubis, sayuran hijau, dan kentang






Minyak hati ikan, susu, kuning telur, mentega, hati, kerang, atau terbentuk di kulit akibat pemanasan sinar matahari

Sayuran daun hijau,



Kuning telur, sayur hijau, susu, hati, dan ginjal
 

Hati, telur, sayuran hijau
Membantu dalam pertumbuhan sel tubuh,penglihatan, kulit rambut yang sehat, integritas membrane epitel, dan mencegah xeroptalmia

Metabolisme karbohidrat, membantu kelancaran system persarafan, dan mencegah beri-beri atau penyakit yang ditandai neuritis

Membantu dalam pembemtukan enzim, pertumbuhan, dan membantu mata dalam beradaptasi terhadap cahaya

Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein ; komponen enzim ; serta mencegah menurunnya nafsu makan
Membantu kesehatan gusi dan gigi, pembentukan sel darah merah, serta metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

Metabolisme protein, pembentukan sel darah merah, kesehatan jaringan, mencegah anemia

Kesehatan tulang, gigi, dan gusi; pembentukan dinding pembuluh darah dan pembuluh kapiler; kesembuhan jaringan dan tulang; memudahkan penyerapan zat besi dan asam folat

Penyerapan kalsium dan fosfor; mencegah rakhitis



Pembentukan sel darah merah dan melindungi asam amino utama

Kegiatan enzim; serta metabolisme karbohidrat dan protein

Produksi protombin





6.      Air
Air merupakan zat gizi yang paling mendasar. Tubuh manusia terdiri kira-kira 50-70% air. Asupan air secara teratur sangat penting dibandingkan dengan asupan nutrisi lain.
Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dari pada orang dewasa. Semakin tua usia seseorang, maka proporsi air tubuhnya semakin berkurang. Pada orang dewasa, asupan cairan berkisar antara 1200-1500 cc per hari, walaupun sering dianjurkan 1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air dapat masuk ke tubuh melalui makanan lain berkisar antara 500-900 cc per hari. Disamping itu, juga dapat diperoleh dari hasil akhir proses oksidasi. Kebutuhan air akan makin meningkat jika terjadi peningkatan kehilangan air, misalnya berkeringat, muntah, diare, atau ada gelaja dehidrasi.
Fungsi air
·         Media pelarut, pengangkut
·         Pelumas sendi dan otot
·         Regulasi suhu
·         Ikut dalam reaksi-reaksi hidrolisis


KESEIMBANGAN ENERGI
Energi merupakan kaoasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat di ukur melalui pembentukan panas. Energy pada manusia dapat di peroleh dari berbagai asupan zat gizi diantaranya protein, karbohidrat, lemak, maupun bahan makanan yang disimpan dalam tubuh. Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk melakukan sebuah aktivitas. Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori dasar atau basal, dan tingkat aktivitas.

                                    Rumus = berat badan ideal x 10
                                                                KKB
Keterangan : KKB = kebutuhan kalori basal
Kemudian dilihat dari tingkat aktivitas, maka rumusnya seperti dalam tabel berikut:

Tingkat Aktivitas
Kebutuhan Kalori
Tetap
KKB x 3
Sedang
KKB x 5
Berat
KKB x 10

Metabolisme basal
Metabolism basal merupakan energy yang dibutuhkan seseorang dalam keadaan istirahat dan nilainya disebutr dengan basal metabolisme rate atau (BMR). Nilai metabolism basal setiap orang berbeda-beda, dipengaruhi oleh factor usia, kehamilan, mal nutrisi, komposisi tubuh, jenis kelamin, hormonal, dan suhu tubuh.

GANGGUAN/MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN NUTRISI
1.      Obesitas
Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat badan seseorang. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan asupan kalori dari kebutuhan normal dan di iringi dengan penurunan penggunaan kalori(kurang aktivitas fisik). Status nutrisinya adalah melebihi kelebihan metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
2.      Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhna tubuh. Gejala umumnya adalah berta badan rendah meskipun asupan makanannya cukup dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energy, kulit pucat, konjungtiva, dan lain-lain.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1.      Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
2.      Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak digunakan sebagai makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
3.      Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4.      Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasusu malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
5.      Ekonomi
Status ekonpmi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kutang bisanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.

TINDAKAN UNTUK MENGATASI MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1.      Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri. Tindakan yang dilakukan adalah dengan membantu memberikan makanan atau nutrisi melalui oral(mulut). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pasien.
Persiapan alat dan bahan:
1.      Piring
2.      Sendok
3.      Garpu
4.      Gelas
5.      Serbet
6.      Mangkok cuci tangan
7.      Penggalas
8.      Jenis diet

Prosedur kerja
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.      Atur posisi pasien
4.      Pasang penggalas.
5.      Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6.      Bantu untuk melakukan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7.      Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
8.      Catat hasil atau respn pemenuhan terhadap makan.
9.      Cuci tangan

2.      Pemberian nutrisi melalui pipa penduga / lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Persiapan alat dan bahan:
1.      Pipa penduga dalam tempatnya.
2.      Corong
3.      Spuit 20 cc.
4.      Pengalas.
5.      Bengkok.
6.      Plester, gunting.
7.      Makanan dalam bentuk cair.
8.      Air matang.
9.      Obat.
10.  Stetoskop.
11.  Klem.
12.  Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13.  Vaselin.
Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan.
2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.      Atur posisi semifowler pada pasien.
4.      Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5.      Letakan bengkok (niebekken) di dekat pasien.
6.      Tentukan letak pipa penduga dengan mengukur panjang pipa dari epiagstrum sampai hidung, kemudian di bengkokkan ke telinga, dan beri tanda batasnya.
7.      Berikan Vaseline atau pelican pada ujung pipa dan klem pangakal pipa tersebut, lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8.      Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung, dengan cara:
a.       Masukkan ujung selang yang di klem ke dalam baskom yang berisi air (klem di buka). Perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru-paru dna jika tidak ada gelembung, pipa tersebut masuk ke lambung. Setelah itu, di klem atau di lipat kembali.
b.      Masukkan udar dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setalah itu, keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9.      Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan memasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10.  Pada awalnya, tuangkan dan masukkan air matang ± 15 cc melalui pinggirnya.
11.  Berikan makanan dalam bentuk cairan yang tersedia. Setelah itu, bila ada obat, maka asupan. Kemudian beri minum, lalu pipa penduga di klem.
12.  Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13.  Cuci tangan.



Cairan dan Elektrolit
Sel adalah unit fungsi dasar dari tubuh manusia. Agar sel tubuh dapat melakukan tugas fisiologis individualnya, diperlukan lingkungan yang stabil, termasuk pemeliharaan suplai nutrient yang mantap dan pembuangna sisa metabolism secara kontinu. Regulasi cermat dari cairan tubuh membantu menjamin lingkungan internal yang stabil.
Komposisi Cairan Tubuh
Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hamper 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi air tubuh meliputi:
1.      Sel-sel Lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
2.      Usia
Sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatn usia. Bayi prematur, mungkin mengandung iar sebanyak 80% dari berat badannya. Sedangkan bayi lahir cukup bulan kira-kira 70% dari berat badannya. Dengan usia 6 bulan sampai 1 tahun, air tubuh menurun kira-kira 60%, dengan sedikit reduksi lebih lanjut selama masa kanak-kanak. Lansia dapat mengandung 45% sampai 55% air dari berat badannya.

Perubahan pada air tubuh total sesuai

Usia
Kilogram Berat Badan (%)
Bayi Prematur
3 bulan
6 bulan
1-2 tahun
11-16 tahun
Dewasa
Dewasa Gemuk
Dewasa kurus
80
70
60
59
58
58-60
40-50
70-75

3.      Jenis Kelamin Wanita
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proposional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh.

Solut (terlarut)
            Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) : elektrolit dan non-elektrolit
1.      Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdiasosiasi menjadi ion positif dan negatif diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain (miliekuivalen/liter [mEq/L) atau dengan berat molekul dalam gram (milimol/liter [mol/L). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
·         Kation : Ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam.
·         Anion : Ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida (Cl-), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO43-).
Karena kandungan elektrolit dari plasma dan cairan interstisial secara esensial sama, nilai elektrolit plasma menunjukan komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua kompoartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak ke dalam atau ke luar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit plasma.
KOMPARTEMEN
Na+ (mEq/L)
K+ (mEq/L)
Cl- (mEq/L)
HCO3-(mEq/L)
PO43- (mEq/L)
Intravaskular (plasma)
142
4,5
104
24
2,0
Interstisial
145
4,4
117
27
2,3
Interselular (sel otot rangka) Transelular
12
150
4,0
12
40
Asam Lambung
60
7
100
0
-
Getah Pankreas
130
7
60
100
-
Keringat
45
5
58
0
-

2.      Non-elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (milligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
Kompartemen Cairan
Cairan tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama ; kompartemen intraselular dan ekstraselular.
Cairan Intraselular (CIS)
CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa, kira-kira dua per tiga dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70kg). Sebaliknya, hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
Cairan Ekstraselular (CAS)
CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh terkandung di dalam CES. Setelah usia satu tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira sepertiga dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh CES dibagi menjadi :
1.      Cairan interstisial (CIT) 
Cairan di sekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar dua kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orangh dewasa.
2.      Cairanintravaskuler(CIV)
Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L, 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya 2-3  L terdiri dari sel dfrah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Fungsi darah mencakup :
§  Pengiriman nutrien (misalnya glukosa dan oksigen) ke jaringan
§  Transport produk sisa ke ginjal dan paru-paru
§  Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
§  Transport hormon ke tempat aksinya
§  Sirkulasi panas tubuh

3.      Cairan transelular (CTS)
Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, pericardial, pleural, synovial, dan cairan intraokular, dan sekresi lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak ke dalam dan ke luar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastrointestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorpsi sampai 6-8 L per hari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gerakan Air dan Zat Terlarut

            Membran
Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh membran permeabel selektif yang memungkinkan gerakan air dan beberapa zat terlarut. Meskipun molekul kecil seperti urea dan air bergerak dengan bebas diantara semua kompartemen, substansi tertentu sedikit beergerak. Protein plasma, sebagai contoh, terbatas terhadap CIV karena permeabilitas yang rendah dari membran kapiler terhadap molekul besar. Permeabilitas membran yang selektif membantu untuk mempertahankan komposisi unik dari setiap kompartemen sementara memungkinkan gerakan nutrien dari plasma ke sel-sel dan gerakan produk sisa ke luar dari sel dan akhirnya ke dalam plasma. Membran semipermeabel tubuh meliputi :
1.      Membran sel : Memisahkan CIV dari CIT dan terdiri atas lipid dan protein.
2.      Membran kapiler : Memisahkan CIV dari CIT.
3.      Membran epitelial : Memisahkan CIT dan CIV dari CTS. Contoh dari membran epitelial  meliputi epitelium mucosal dari lambung dan usus, membran synovial, dan tubulus ginjal.
Proses Transpor
Selain selektivitas membran, gerakan air  dan zat terlarut ditentukan oleh beberapa proses transfor.
1.      Difusi
Gerakan acak dari partikel pada semua arah melalui larutan atau gas.
Contih difusi adalah gerakan oksigen dari alveoli paru kea rah darah dari kapiler pulmoner.
2.      Transpot Aktif
Difusi sederhana tidak akan terjadi pada tak adanya listrik atau gradient konsentrasi yang dibutuhkan. Energy yang dibutuhkan agar substansi dapat pindah dari area berkonsentrasi lebih rendah atau sama ke area dengan konsentrasi sama atau lebih besar disebut transport aktif. Tubulus ginjal, sebagai contoh, tergantung pada transport aktif untuk reabsorbsi semua glukosa yang di filter oleh glomerolus untuk memungkinkan ekskresi urin yang bebas glukosa.
3.      Filtrasi
Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik rendah. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat cairan.
4.      Osmosis
Gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
            Konsentrasi Cairan Tubuh
1.      Osmolalitas
Perubahan pada konsentrasi cairan tubuh mempengaruhi gerakan air diantara kompartemen cairan melalui osmosis. Pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan tekanan osmotic dan dengan demikian mempengaruhi gerakan air yang disebut osmolalitas. Osmolitas digunakan untuk mengevaluasi serum dan urin dalam praktik klinis.
Perubahan dalam osmolalitas ekstrelular dapat mengakibatkan pada volume cairan ekstraselular dan intraselular :
      Penurunan osmolalitas CES → gerakan air dari CES ke CIS
      Peningkatan osmolalitas CES → gerakan air dari CIS ke CES
2.      Tonisitas
Molekul kecil seperti urea dengan mudah melewati semua membran dengan cepat berekuilibrium diantara kompratemen dan hanya memberikan sedikit efek pada gerakan air. Molekul kecil ini disebut osmol takefektif. Sebaliknya, natrium, glukosa, dan manitol adalah contoh dari osmol efektif, molekul ini tidak melewati membran sel dengan cepat dan akan mempengaruhi gerakan air. Dengan demikian, osmolalitas efektif (misalnya osmolalitas yang akan menyebabkan air bergerak dari satu kompartemen lain) tidak hanya tergantung pada jumlah zat terlarut, tetapi juga pada permeabilitas membran terhadap zat terlarut ini. Tonisitas adalah istilah lain untuk osmolalitas efektif.
§  Larutan isotonik
Adalah larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan tubuh (kira-kira 280-300 mOsm/kg). Contohnya adalah normal salin-larutan natrium klorida (NaCl) 0,9%
§  Larutan hipotonik
Adalah larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih kecil dari cairan tubuh. Contoh larutan NaCl 0,45%
§  Larutan hipertonik
Adalah larutan yang mempunyai osmolalitas efektif lebih besar dari cairan tubuh. Contoh larutan NaCl 3%.
Hipotonisitas klinis terjadi bila terdapat peningkatan abnormal pada air atau kehilangan cairan kaya natrium dengan penggantian hanya dengan air. Hipertonisitas klinis dapat terjadi karena kehilangan air (misalnya diabetes insipidus), kehilangan cairan tubuh hipotonik (misalnya berkeringat,diare), atau peningkatan osmol efektif (misalnya hiperglikemia atau pemberian NaCl hipertonik, natrium bikarbonat [NaHCO3], atau manitol). Hiperosmolalitas tanpa hipertonisitas (tidak menyebabkan dehidrasi selular) terjadi pada gagal ginjal karena retensi urea.    

1.      KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa nutrisi dan cairan tubuh sangat diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Zat makanan yang diperlukan tubuh manusia yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Fungsi zat-zat tersebut adalah untuk memelihara proses tubuh dalm pertumbuhan dan perkembangan, memelihara energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari.
Cairan dalam tubuh terdiri dari cairan intraselular dan cairan ekstrselular. Cairan intraselular adalah cairan yang berada didalam sel dan cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luar sel. Cairan dalam tubuh di pengaruhi oleh fator-faktor usia, suhu, diet, stress, dan sakit. Cairan tubuh membantu menjamin lingkungan internal yang stabil.


DAFTAR PUSTAKA


Hidayat , Azis, Alimul, Keterampilan Dasar Praktek Klinik,Penerbit Salemba Medika : Jakarta
Horne, M Mima, keseimbangan cairan,elektrolit&asam basa edisi II,EGC:Jakarta.